Jakarta | Metropos News – Dialog “Mempromosikan Konektivitas Antar Masyarakat untuk Membangun Tempat Tinggal yang Lebih Indah” dan perilisan sepuluh berita teratas kerjasama ASEAN-Tiongkok, digelar di Jakarta, pada 23 Januari 2024.

Acara ini merupakan bagian dari Tahun Pertukaran Antar Masyarakat ASEAN-Tiongkok, mengambil tema “Komunikasi, Pengertian, Saling Percaya, dan Saling Menguntungkan”.

China International Communications Group memandu acara yang disponsori bersama oleh China International Communications Group for Asia-Pacific, China Foreign Affairs University, President University of Indonesia, Asia-Pacific Think Tank, dan Huadian Overseas Investment Co., Ltd.. Serta mendapat dukungan dari berbagai pihak di Indonesia dan Tiongkok.

Wakil Direktur dan Pemimpin Redaksi China International Communications GroupcGao Anming. menyampaikan pidato melalui video.

Dia menggarisbawahi ikatan historis antara Tiongkok dan ASEAN. Yang dicerminkan oleh pertukaran budaya dan pembangunan proyek bersama. Serta mendorong peningkatan kerja sama media untuk membangun koneksi antar masyarakat dan mempromosikan kisah-kisah positif.

Sementara itu, Geng Hailing menyoroti keberhasilan hubungan ASEAN-Tiongkok dalam satu dekade terakhir, menjadikannya model kerja sama yang sukses di Asia-Pasifik.

Geng juga menekankan peran media dalam mempererat pertukaran budaya dan menyebarluaskan kisah persahabatan.

Dr. Tharakorn Wusatirakul dari Senat Thailand menegaskan, hubungan kuat antara Tiongkok dan Thailand dengan melihat pertukaran tata kelola negara sebagai pendorong hubungan yang saling menguntungkan.

Prof. Dr. Chairy, memuji kontribusi Tiongkok dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan mengharapkan terusnya kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan pendidikan.

Dr. Wirun Phichaiwongphakdee, dari Asia-Pacific Think Tank, menyoroti inisiatif Presiden Xi Jinping untuk membangun “Satu Sabuk Satu Jalan” dan prestasi besar dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan ASEAN-Tiongkok.

Gu Qiucheng dari Perusahaan Huadian Boya Indonesia menekankan komitmen perusahaan dalam proyek Boya, yang selain meningkatkan infrastruktur juga memberikan kontribusi sosial, termasuk pelatihan teknis dan bantuan penanggulangan bencana.

Dalam forum meja bundar media dan wadah pemikir, perwakilan dari politik, media, dan perusahaan membahas pencapaian Komunitas ASEAN-Tiongkok dan merumuskan visi bersama untuk masa depan.

Dr. Guo Yanjun menyebutkan bahwa Tiongkok dan Indonesia mempraktikkan prinsip konsultasi ekstensif, kontribusi bersama, dan manfaat bersama, yang telah menjadi contoh penting dalam kerja sama internasional, terutama dalam inisiatif monumental “Belt and Road”.

Pentingnya kerjasama erat untuk mempertahankan status sentral ASEAN dan mendukung reformasi sistem pemerintahan global ditekankan.

Dr. Harryanto Aryodiguno menyampaikan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok, bersama-sama memperdalam integrasi rantai industri dan pasokan.

Kesuksesan dalam proyek “Koridor Ekonomi Komprehensif Regional” dan “Dua Negara Dua Taman”, terutama dalam kerja sama kendaraan energi baru, mencerminkan komitmen keduanya terhadap perkembangan ekonomi.

Lim Kian Wei berpendapat bahwa peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Malaysia dan Tiongkok menjadi momen penting.

Persahabatan Malaysia-Tiongkok memberikan peluang pembangunan yang signifikan, dengan pengakuan terhadap apresiasi rakyat Malaysia terhadap pencapaian dan modernisasi Tiongkok.

Zhong Zhifeng menganggap bahwa kerja sama pendidikan ASEAN-Tiongkok dianggap sebagai fondasi penting untuk pembangunan ekonomi dan sosial.

Upaya ini diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberikan harapan lebih baik bagi lebih dari dua milyar orang, dan menjadikan Guangxi University of Foreign Languages sebagai pusat pertukaran antara generasi muda Tiongkok dan ASEAN.

Gu Qiucheng menerangkan bahwa proyek Boya di Indonesia, dengan kapasitas terpasang terbesar di Sumatera (18% dari total kapasitas terpasang), merupakan tonggak signifikan.

Fokus pada energi dan infrastruktur, proyek ini adalah hasil nyata dari kerja sama “Satu Sabuk Satu Jalan” antara Tiongkok dan Indonesia.

Melalui proyek ini, Tiongkok memberikan kontribusi positif dengan melatih talenta lokal dan berperan dalam pengembangan ekonomi serta membantu pemberantasan kemiskinan di Indonesia.

Dr. Guo Yanjun merilis “Sepuluh Berita Teratas Kerjasama ASEAN-Tiongkok Tahun 2023”. Berita-berita ini dipilih berdasarkan pencapaian dalam diplomasi, kerja sama “Satu Sabuk dan Satu Jalan”, dan bidang penting lainnya.

Acara ini dipandu oleh Chen Wenge dari China International Communications Group for Asia-Pacific.

Acara ini menandai keberhasilan hubungan ASEAN-Tiongkok dan menegaskan komitmen untuk memperkuat konektivitas antar masyarakat.

Harapannya, Tahun Pertukaran Antar Masyarakat ASEAN-Tiongkok akan memperdalam persahabatan dan membawa kontribusi positif bagi perdamaian dan kemakmuran di kawasan tersebut.

Hadir dalam kegiatan; berbagai tokoh, seperti Geng Hailing, Penasihat Misi Tiongkok untuk ASEAN Dr. Tharakorn Wusatirakul, Komite Penasihat Kehormatan Administrasi Nasional Senat Thailand Prof. Dr. Ir. Chairy, S.E., M.M., Rektor President University Indonesia Dr. Wirun Phichaiwongphakdee.

Ketua Asia-Pacific Think Tank Dr. Guo Yanjun, Direktur Pusat Penelitian Asia China Foreign Affairs University Dr. Harryanto Aryodiguno, Politisi Partai Perindo sekaligus Dosen Hubungan Internasional President University Indonesia Lim Kian Wei, Penasihat Asia-Pacific Think Tank Pusat Malaysia Gu Qiucheng.

Presiden Direktur Huadian Boya Indonesia Zhong Zhifeng, Wakil Sekretaris Guangxi University of Foreign Languages Tiongkok serta perwakilan dari berbagai lembaga, media, dan perusahaan Tiongkok di ASEAN turut hadir.


@Nt