Surabaya | Metropos News – Fakultas Sastra Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) menggelar acara tahunan Enrichment of Career by Knowledge of Language and Literature (ECKLL) XII, dengan mengangkat tema “Artificial Intelligence (AI) Revolution: How AI Changes Our Culture, Society, and Economy,”Sabtu (16/11).

Seminar internasional yang berlangsung secara daring melalui Zoom dan YouTube Live tersebut, diikuti 108 peserta dari berbagai perguruan tinggi nasional dan internasional. Kegiatan ini membahas dampak revolusioner AI terhadap pendidikan, budaya, ekonomi, dan seni.

Dalam sambutan pembuka, Arie Setyorini dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, menekankan pentingnya AI dalam mendukung literasi bahasa, perlindungan sastra, dan internasionalisasi Bahasa Indonesia.

“AI telah menjadi alat strategis untuk memperluas pengaruh Bahasa Indonesia di tingkat global,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I Unitomo Amirul Mustofa, memuji konsistensi Fakultas Sastra dalam menyelenggarakan seminar berkualitas tinggi setiap tahunnya.

“Kegiatan ini adalah wujud komitmen kami dalam mendukung inovasi dan pengembangan keilmuan di era digital. Harapannya, ECKLL dapat menghasilkan publikasi ilmiah yang diakui secara internasional,” ujarnya.

Ketua panitia, Isnin Aini, menjelaskan tema tentang AI dipilih, karena peran signifikan teknologi ini dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

“AI bukan hanya alat, tetapi juga katalis perubahan di berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga kesehatan,” paparnya.

Seminar ini menghadirkan empat pembicara internasional, yang membahas pengaruh AI secara mendalam. Diantaranya adalah Shinohara Aki dari The Japan Foundation, yang memaparkan peran AI dalam pembelajaran Bahasa Jepang.

“Dimana AI membantu tugas teknis, sementara guru mendukung pengembangan ide kreatif,” jelasnya.

Dr. Mark Anthony G. Moyaro dari Filipina, mengupas relasi manusia dan robot dalam budaya populer melalui film seperti Blade Runner dan Her.

“Robot dalam film sering digambarkan memiliki sifat manusiawi, bahkan mampu mendominasi, seperti di The Matrix,” ungkapnya.

Dr. Rokiah binti Paee dari Universiti Malaysia Sarawak, menyoroti manfaat aplikasi digital dalam pembelajaran bahasa asing, yang menciptakan pengalaman belajar lebih interaktif dan efisien.

Sedangkan Hisham Zreiq, filmmaker asal Palestina, membahas tantangan AI dalam seni. “Meski memudahkan proses kreatif, AI berpotensi menggantikan peran seniman,” katanya.

Selain sesi pleno, acara ini juga dilengkapi sesi paralel yang membahas berbagai isu akademis. Mulai dari penelitian sastra, linguistik, pendidikan, hingga inovasi teknologi.

Makalah yang dipresentasikan akan diterbitkan dalam prosiding resmi ECKLL XII, memperkuat kontribusi Unitomo dalam perkembangan ilmu pengetahuan di tingkat nasional dan internasional.

Kegiatan ini, diharapkan tidak hanya memperluas wawasan peserta tentang AI. Tetapi juga memperkuat jejaring global di bidang pendidikan, budaya, dan sastra.


@Man