Surabaya | Metropos News – Surabaya terus bergulat dengan permasalahan sampah. Dengan volume 1.600 ton sampah per hari di TPA Benowo, hanya 600 ton yang mampu diolah. Kondisi ini memicu ancaman lingkungan dan kesehatan.

Menyikapi persoalan ini, 200 mahasiswa Petra Christian University (PCU) menginisiasi program Kampung Binaan Mahasiswa (KBM) VIII, untuk mendorong penerapan pola pengelolaan sampah 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Repurpose, Recycle) di Kampung Simomulyo, Surabaya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 16-17 November, melibatkan warga RT 09 dan RT 17. Hari pertama difokuskan pada penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) seperti sirih merah, sereh, dan jahe.

Pada hari kedua, warga diajak membuat eco-enzyme, yaitu hasil fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayur yang berfungsi sebagai pupuk, sabun cuci piring, hingga pembersih serbaguna.

Arnetta Jemima Widodo, Ketua Pelaksana KBM VIII, menjelaskan pentingnya pendekatan ini. “Eco-enzyme memiliki banyak manfaat, salah satunya mengurangi limbah dapur sekaligus membantu warga menghemat biaya,” ujarnya.

Program ini juga menggandeng Yaning Mustikaningrum, penggerak Kampung Songo, yang telah 11 tahun aktif di bidang lingkungan. Ia memuji inisiatif mahasiswa PCU.

“Keterlibatan anak muda menjadi katalis perubahan. Kolaborasi ini memperkuat kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan,” ungkapnya.

Yaning optimis, program ini akan berdampak jangka panjang. “Dengan eco-enzyme, warga tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menghemat biaya pengobatan dan pupuk tanaman,” tambahnya.

Kampung Simomulyo sendiri telah mendapat pengakuan melalui sertifikat kontribusi pada upaya Pengendalian Perubahan Iklim Agustus lalu.

Program interaktif seperti ini diharapkan semakin memperkuat komitmen warga dalam menerapkan pola hidup ramah lingkungan.

“Lewat edukasi yang menyenangkan, kami ingin warga lebih masif menerapkan 5R sekaligus meningkatkan kesadaran kolektif terhadap lingkungan,” tutup Arnetta.

R3d