Surabaya | Metropos News – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi pada November 2024 sebesar 0,24 persen (month-to-month/mtm).

Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi nasional, yang berada di angka 0,30 persen pada periode yang sama.

Kepala BPS Jawa Timur, Dr. Zulkifli, M.Si, dalam Berita Resmi Statistik (BRS) yang dirilis Senin (2/12/2024), mengungkapkan bahwa kenaikan harga bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan emas menjadi pemicu utama inflasi bulan ini.

Zulkifli menjelaskan bahwa musim hujan mengakibatkan penurunan produksi bawang merah dan tomat sejak Oktober 2024. “Penurunan produksi tersebut memicu kenaikan harga di berbagai wilayah di Jawa Timur,” ujarnya.

Selain itu, tren kenaikan harga emas dunia sepanjang 2024, turut mendorong harga emas domestik naik secara signifikan.

Secara year-to-date (ytd), inflasi Jawa Timur dari Januari hingga November 2024 mencapai 1,04 persen. Sedangkan secara year-on-year (yoy) dibandingkan November 2023, inflasi tercatat 1,41 persen.

Jika tren ini berlanjut hingga akhir tahun, inflasi tahunan diproyeksikan berada di angka 1,11 persen, lebih rendah dari target 1,5 persen.

Kelompok pengeluaran yang paling berkontribusi terhadap inflasi antara lain Makanan, minuman, dan tembakau naik 1,49 persen. Pakaian dan alas kaki naik 1,54 persen. Kesehatan naik 1,78 persen. Penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 1,92 persen. Serta Perawatan pribadi dan jasa lainnya melonjak 7,05 persen.

Namun, kelompok transportasi dan informasi mengalami penurunan indeks, masing-masing sebesar 0,30 persen dan 0,25 persen.

Dari 11 kabupaten/kota yang dipantau, inflasi tertinggi terjadi di Bojonegoro (0,46 persen) dan terendah di Banyuwangi (0,11 persen). Kota-kota lainnya seperti Surabaya (0,19 persen), Malang (0,24 persen), dan Gresik (0,32 persen) juga mencatat inflasi moderat.

“Jika tren ini stabil hingga Desember, inflasi tahun ini dapat terkendali dan tetap di bawah target,” pungkas Zulkifli.


@Man