Surabaya | Metropos News  – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur, Kementerian Keuangan Jawa Timur, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Jawa Timur, gelar Media Briefing bertajuk “Penguatan Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Berkelanjutan: Transformasi Menuju Indonesia Emas”, Jumat 7 Februari 2025.

Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Perwakilan BI Jat8m tersebut, dihadiri 65 jurnalis media, dan menyoroti capaian ekonomi Jawa Timur 2024 dan prospek 2025 sebagai langkah menuju visi Indonesia Emas 2045.

Dalam sambutannya, saat membuka acara, Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, menyampaikan bahwa ekonomi Jawa Timur mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,93% (yoy) pada tahun 2024.

“Investasi, termasuk penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) dan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), menjadi motor penggerak utama. Di sisi sektoral, sektor perdagangan, akomodasi, makan-minum, serta konstruksi memberikan kontribusi signifikan”, ujarnya.

Erwin menambahkan, keberhasilan ini didukung oleh inflasi yang terkendali di level 1,51% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,57% (yoy).

“Ini adalah hasil kolaborasi erat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang mengimplementasikan kerangka pengendalian inflasi Jatim Sigati,” ungkapnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala OJK Jawa Timur Yunita Linda Sari, melaporkan kinerja perbankan yang solid pada 2024. Dia menyebutkan pertumbuhan kredit mencapai 8,04% (yoy) dengan total Rp614 triliun.

“Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,73% menjadi Rp790 triliun. Rasio NPL turun menjadi 2,88%, yang mencerminkan kualitas kredit yang membaik. Selain itu, rasio CAR yang kuat di level 29,58% menjadi indikator kokohnya perbankan Jawa Timur dalam menghadapi risiko”, tuturnya.

“Stabilitas ini juga terlihat di sektor pasar modal, Industri Keuangan Non-Bank, dana pensiun, dan perusahaan pembiayaan yang terus mencatat perbaikan kinerja,” ungkap Yunita.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna menyampaikan, bahwa pihaknya mencatat belanja APBN yang tumbuh 13,74% di tahun 2024.

“Ini didorong oleh belanja kementerian/lembaga untuk konektivitas, infrastruktur, bantuan sosial, dan pelaksanaan pilkada serentak. “Optimalisasi APBN sebagai shock absorber, berhasil menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan capaian pendapatan pajak dan penerimaan negara lainnya yang melampaui target”, ucapnya.

Disisi lain, Kepala LPS II Jawa Timur, Bambang S. Hidayat, menyebutkan bahwa LPS menjamin lebih dari 608 juta rekening nasabah di bank umum dan 15,8 juta rekening di BPR/BPRS, atau mencakup 99,9% dari total rekening.

“Ini menjadi landasan kuat untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan”, ucapnya optimis.

Melihat pencapaian 2024, Jawa Timur diproyeksikan mencatat pertumbuhan ekonomi 4,7-5,5% (yoy) pada 2025, dengan inflasi terkendali dalam target nasional 2,5±1%.

Sinergi berkelanjutan antara BI, OJK, Kemenkeu, dan LPS, menjadi kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Dengan inovasi, kebijakan pro-growth, dan kerja sama erat antar lembaga, kami optimis dapat berkontribusi signifikan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, menuju Indonesia Emas 2045″, pungkas Erwin.


R3d