Surabaya | Metropos News – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menggagas Sekolah Kebangsaan di Lanudal Juanda, yang bertujuan membentuk karakter anak Surabaya sejak dini, berlandaskan ideologi Pancasila.

“Anak-anak yang masuk Sekolah Kebangsaan bukan karena nakal atau terjaring razia. Setiap anak harus memiliki cinta pada bangsanya. Dengan memahami Pancasila, mereka akan belajar gotong royong, toleransi, dan tolong menolong,” ujarnya.

Sekolah ini tidak hanya untuk siswa SMP dan SMA, tetapi juga melibatkan pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya. Kepala dinas diwajibkan mengikuti program selama 10 hari, guna memperkuat rasa kebersamaan. Bahkan, putra Eri Cahyadi juga diikutsertakan sebagai peserta.

Eri menegaskan, orang tua tidak perlu khawatir jika anaknya masuk Sekolah Kebangsaan. Sebaliknya, mereka harus bangga. Karena lulusan program ini akan mendapat pin penghargaan dan diangkat menjadi Duta Pemerintah Kota Surabaya.

Sekolah Kebangsaan mengajarkan nilai-nilai Pancasila, disiplin, gotong royong, dan toleransi. Selain itu, peserta juga mendapatkan pembelajaran berbasis agama untuk memperkuat karakter.

Meski telah ada sejak 2023, Sekolah Kebangsaan Pemkot Surabaya oembali disorot. Karena program ini diklaim mirip dengan gebrakan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi.

Hal ini lantaran sama-sama memasukkan siswa bermasalah ke barak militer, untuk menekan kasus tawuran dan kenakalan remaja.

Ke depan, Pemkot Surabaya akan memperkuat Sekolah Kebangsaan tersebut, melalui Sekolah Rakyat di Surabaya. “Dengan wawasan kebangsaan. Maka penguatan kharakter siswa bisa dilakukan”, pungkas Eri.


@Man